PPh pasal 21 - Cara menghitung pajak penghasilan karyawan yang kehilangan kewajiban pajak subyektif
Konten [Tampil]
Kewajiban pajak subyektif adalah seseorang yang diperkenankan untuk dipungut pajak dari penghasilan yang mereka dapatkan baik di Indonesia maupun di luar negeri. Di dalam pajak subyektif, orang luar negeri atau bule akan dikenakan pajak penghasilan selama mereka mendapatkan penghasilan di Indonesia baik melalui BUT atau tanpa BUT.
BUT kepanjangan dari Bentuk Usaha Tetap yang dijalankan oleh orang yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, atau bertempat tinggal di Indonesia kurang dari 183 hari dalam kurun waktu 12 bulan atau badan yang menjalankan usaha sebagai cabang manajemen, atau yang lainnya, anda dapat membaca subyek pajak lainnya ya.
Contoh Soal PPh pasal 21 karyawan berhenti kerja serta kehilangan kewajiban subyektif adalah
Hendrikson (k/2) mulai bekerja pada Januari 2019 dan berhenti kontrak pada 1 November 2019 dan meninggalkan Indonesia ke negara asal beliau lahir. Selama periode tersebut mendapatkan gaji sebesar Rp 15.000.000, Berapakah pajak yang harus dibayarkan pada bulan Oktober?
a. Pertama anda cari PPh dari gaji seperti biasanya tanpa harus mensetahunkan.
Gaji
|
Rp
15.000.000
|
|
Penghasilan bruto
|
Rp
15.000.000
|
|
Pengurangan
|
||
a. Biaya jabatan
|
Rp
500.000
|
|
Penghasilan netto sebulan
|
Rp
14.500.000
|
|
Penghasilan netto setahun
|
Rp
174.000.000
|
|
PTKP
|
||
a. Wajib pajak
|
Rp
54.000.000
|
|
b. Menikah
|
Rp
4.500.000
|
|
c. 2 Anak
|
Rp
9.000.000
|
|
Penghasilan kena pajak
|
Rp
106.500.000
|
|
PPh pasal 21 terutang setahun
|
||
5% * Rp 50.000.000
|
Rp
2.500.000
|
|
15% * Rp 56.500.000
|
Rp
8.475.000
|
|
PPh pasal 21 terutang setahun
|
Rp
10.975.000
|
|
PPh pasal 21 terutang sebulan
|
Rp
914.583
|
b. Kemudian anda buat SPT PPh pasal 21 lagi dengan bulan yang sudah dilalui serta di setahunkan
Gaji 10 bulan
|
Rp
150.000.000
|
|
Penghasilan bruto
|
Rp
150.000.000
|
|
Pengurangan
|
||
a. Biaya jabatan 10 bulan
|
Rp
5.000.000
|
|
Penghasilan netto 10 bulan
|
Rp
145.000.000
|
|
Penghasilan netto disetahunkan
|
Rp
174.000.000
|
|
PTKP
|
||
a. Wajib pajak
|
Rp
54.000.000
|
|
b. Menikah
|
Rp
4.500.000
|
|
c. 2 Anak
|
Rp
9.000.000
|
|
Penghasilan kena pajak
|
Rp
106.500.000
|
|
PPh pasal 21 terutang setahun
|
||
5% * Rp 50.000.000
|
Rp
2.500.000
|
|
15% * Rp 56.500.000
|
Rp
8.475.000
|
|
PPh pasal 21 terutang setahun
|
Rp
10.975.000
|
|
PPh pasal 21 terutang 10 bulan
|
Rp
9.145.833
|
|
PPh pasal 21 yang telah dipotong 9 bulan
|
Rp
8.231.250
|
|
PPh yang harus dipotong
|
Rp
914.583
|
Dapat di simpulkan bahwa PPh pasal 21 yang harus di potong dari karyawan berhenti bekerja dan kembali ke negara asal adalah Rp 914.583.
NB cara ini dapat anda gunakan untuk menghitung SPT orang yang meninggal dunia
BACA JUGA
BACA JUGA
- PPh pasal 21 - Perhitungan pajak penghasilan pegawai tetap mendapatkan kenaikan gaji
- PPh pasal 21 - Cara menghitung pajak penghasilan karyawan baru
- PPh pasal 21 - Cara menghitung pajak penghasilan pegawai yang berhenti bekerja
- PPh pasal 21 - Cara menghitung pajak penghasilan karyawan yang kehilangan kewajiban pajak subyektif
- PPh pasal 21 - Cara menghitung pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan pegawai yang dipindahtugaskan ke lokasi lain dalam tahun pajak berjalan
0 Response to "PPh pasal 21 - Cara menghitung pajak penghasilan karyawan yang kehilangan kewajiban pajak subyektif"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan bijaksana