Tujuan dan Prosedur Pemeriksaan Persediaan dan Pergudangan
Tujuan dan prosedur pemeriksaan persediaan dan pergudangan menjadi salah satu compliance test dan substantive test. Contoh soal audit persediaan dan jawabannya akan memberikan materi praktitum auditing 2 sebagai dasar pemeriksaan laporan keuangan perusahaan.
Contoh soal dan jawaban audit pemeriksaan persediaan dan pergudangan akan menjelaskan bagaimana alur dari pemeriksaan nilai akhir persediaan yang dimulai dari pengawasan pengendalian internal, analysis review data tahun lalu dan akhirnya menguji kewajaran saldo akhir laporan keuangan.
Contoh kasus audit persediaan dan pergudangan biasanya pihak klien akan memberikan daftar persediaan akhir pada saat laporan keuangan dan setelah laporan keuangan. Persediaan barang dagang harus dicatat sesuai metode fifo dan average dimana akuntan publik harus memastikan bahwa persediaan memang benar-benar ada.
Tujuan Pemeriksaan Persediaan dan Pergudangan
Tujuan pemeriksaan persediaan adalah memastikan nilai akhir persediaan yang dicantumkan dilaporan keuangan benar-benar ada dan tidak adanya manipulasi laporan keuangan dengan tindakan manajemen laba. Keberadaan persediaan dalam laporan keuangan akan dicatat sebagai aktiva dan mempengaruhi laporan laba rugi.
Tujuan pemeriksaan persediaan barang dagang pada dasarnya bergantung kepada asersi manajemen yang digunakan. Asersi manajemen yang digunakan untuk menilai persediaan barang dagang adalah valuation, accuracy, occurance, completeness, classification.
Tujuan pemeriksaan persediaan dan pergudangan untuk memastikan apakah perusahaan memiliki kecukupan cadangan kerugian untuk memastikan bahwa adanya barang mudah rusak, barang ketinggalan zaman, barang cacat. Pengklasifikasikan barang sebagai bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi akan memiliki harga yang berbeda di laporan posisi keuangan.
Baca Juga: Contoh Soal Audit Aktiva Tetap
Prosedur Pemeriksaan Persediaan Barang Dagang
Prosedur pemeriksaan persediaan barang dagang diantaranya compliance test, analytical review substantive test. Pemeriksaan nilai akhir persediaan yang dilaporkan pada laporan keuangan dimulai dari proses pembelian, penyimpanan, pemakaian dan penjualan barang sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan.
Prosedur pemeriksaan persediaan barang dagang dimulai dengan memahami dan mengevaluasi pengendalian internal klien. Pengendalian internal yang efektif akan mengurangi ruang lingkup indikasi penyalahgunaan wewenang untuk melakukan manipulasi data dengan membeli barang akan tetapi tidak ada barangnya.
Prosedur pemeriksaan persediaan dan pergudangan haruslah memiliki kecukupan cadangan kerugian atas barang yang bergerak lambat, barang rusak dan barang ketinggalan mode. Adanya perjanjian penjualan dimana harga jual sekarang lebih tinggi daripada harga jual pada saat perjanjian akan mengindikasikan perusahaan mengalami kerugian.
Baca Juga: Contoh Audit Kas Kecil dan Transfer AntarBank
Contoh Kasus Audit Investory dan Penyelesaiannya
Contoh kasus audit inventory dan penyelesaiannya berkaitan dengan kesalahan dalam menjumlah dan mengklafisikasikan barang milik perusahaan dan barang konsinyasi milik perusahaan lain. Barang konsinyasi yang belum terjual sampai akhir periode akan tetap menjadi milik pengamanat dan tidak mengubah pencatatan di klien.
Contoh kasus audit inventory dan pergudangan menjadikan akuntan publik harus melakukan perhitungan fisik jumlah persediaan setelah laporan keuangan diterbitkan. Jangka waktu stock opname jangan terlalu jauh dengan tanggal laporan keuangan guna menghindari adanya salah saji material ya.
Contoh kasus audit persediaan dan pergudangan terjadi pada PT Rafinternet yang memiliki saldo persediaan sebesar Rp . Kepala gudang memberikan daftar persediaan akhir kepada akuntan publik sebagai berikut
Kode Barang | Kuantitas | Harga | Jumlah Klien |
TMKA 3514 | 342 | Rp19.000 | Rp21.296.000 |
TMKA 8480 | 249 | Rp94.000 | Rp3.486.000 |
TMKA 4967 | 965 | Rp76.000 | Rp11.920.000 |
TMKA 8939 | 234 | Rp61.000 | Rp8.888.000 |
TMKA 7863 | 835 | Rp34.000 | Rp8.215.000 |
TMKA 7871 | 276 | Rp10.000 | Rp13.800.000 |
TMKA 1344 | 779 | Rp29.000 | Rp11.968.000 |
TMKA 3486 | 375 | Rp14.000 | Rp17.516.000 |
TMKA 8595 | 425 | Rp95.000 | Rp22.103.000 |
Agar pemeriksaan persediaan dapat berjalan, maka auditor harus mengecek perhitungan dan ketepatan penjumlahan dalam laporan keuangan. Sesuai prosedur pemeriksaan persediaan, maka auditor akan membuat kertas kerja pemeriksaan sebagai berikut
Kode Barang | Kuantitas | Harga | Jumlah Klien | Jumlah Auditor |
TMKA 3514 | 342 | Rp19.000 | Rp21.296.000 | Rp6.498.000 |
TMKA 8480 | 249 | Rp94.000 | Rp3.486.000 | Rp23.406.000 |
TMKA 4967 | 965 | Rp76.000 | Rp11.920.000 | Rp73.340.000 |
TMKA 8939 | 234 | Rp61.000 | Rp8.888.000 | Rp14.274.000 |
TMKA 7863 | 835 | Rp34.000 | Rp8.215.000 | Rp28.390.000 |
TMKA 7871 | 276 | Rp10.000 | Rp13.800.000 | Rp2.760.000 |
TMKA 1344 | 779 | Rp29.000 | Rp11.968.000 | Rp22.591.000 |
TMKA 3486 | 375 | Rp14.000 | Rp17.516.000 | Rp5.250.000 |
TMKA 8595 | 425 | Rp95.000 | Rp22.103.000 | Rp40.375.000 |
Jumlah | Rp119.192.000 | Rp216.884.000 |
Temuan audit ternyata terdapat salah penjumlahan sehingga terdapat perbedaan saldo antara klien dan auditor sebesar Rp 97.692.000. Audit adjustment harus diajukan karena adanya indikasi salah saji material yang mempengaruhi laporan keuangan.
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit |
31/12/2020 | Harga Pokok Pembelian | Rp97.692.000 | |
Persediaan Barang Dagang | Rp97.692.000 |
Baca Juga: Contoh Audit Piutang Usaha dan Piutang Lainnya
Demikian tujuan dan prosedur pemeriksaan persediaan dan pergudangan semoga membantu memahami contoh soal audit persediaan.
0 Response to "Tujuan dan Prosedur Pemeriksaan Persediaan dan Pergudangan"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan bijaksana